Perbedaan Open source dan Close source

Dewi Rahayu
3 min readMay 3, 2019

--

Created by rawpixel.com

Perkembangan teknologi yang sudah semakin maju seperti sekarang ini, software atau perangkat lunak sudah banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari. Terdapat dua jenis software yakni open source dan close source. Apa yang dimaksud dengan kedua jenis perangkat lunak tersebut? Untuk lebih jelasnya, dalam artikel ini saya akan membahas perbedaan keduanya seperti berikut. Mari kita simak bersama-sama.

Definisi

Mari kita bahas mengenai open source terlebih dahulu. Apa yang dimaksud dengan open source? Open source software adalah sebuah software yang dapat dimodifikasi, disalin, dan bebas digunakan untuk membuat program anda tanpa adanya konsekuensi. Perangkat lunak open source ini “free” namun gratis di sini bukan mengacu pada harga melainkan anda dapat dengan bebas menggunakan software tersebut tanpa larangan. Berbeda halnya dengan open source, close source software adalah perangkat lunak yang sumber kodenya (source code) tidak bisa digunakan secara bebas karena didistribusikan berdasarkan perjanjian lisensi untuk perijinan pengguna. Sehingga Anda tidak dapat menyalin, memodifikasi, maupun menghapus bagian kode tanpa mendapatkan konsekuensi. Seperti halnya ketika menggunakan perangkat lunak open source.

Perbedaan Keduanya

Jika dilihat dari pengertiannya masing-masing, open dan close source software tentu memiliki perbedaan masing-masing. Apakah saja itu?

1. Harga

Open source software mengacu pada perangkat lunak yang gratis. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena seperti yang sudah disebutkan di atas, “free” di sini bukan berarti anda dapat memilikinya secara gratis tetapi anda dapat bebas menggunakannya. Jika anda menggunakan perangkat lunak open source, anda hanya akan dikenakan biaya untuk pengeluaran tambahan seperti add-on, layanan tambahan, dan integrasi.

Sedangkan close source software merupakan perangkat lunak yang memang berbayar. Harganya bervariasi tergantung dengan kompleksitasnya. Jika diibaratkan, ada harga ada rupa. Semakin mahal harganya maka semakin baik juga yang anda dapatkan. Seperti produk yang lebih baik, inovasi, dukungan penuh dan terakhir adalah fungsionalitas.

2. Kegunaan (usability)

Dalam open source software, kegunaan merupakan area kritis yang paling besar. Panduan pengguna hanya ditujukan untuk pengembang dan bukanlah untuk pengguna biasa. Lebih parahnya lagi, buku pedoman ini tidak memenuhi standar dan struktur. Sekalipun tertulis, buku pedomannya sulit untuk dimengerti.

Kebalikannya, dokumentasi pada close source software sangat terperinci dan mudah dipahami. Karena usability merupakan salah satu keunggulan dari perangkat lunak close source.

3. Keamanan

Dalam hal keamanan, open source lebih beresiko dibandingkan dengan close source. Mengapa demikian? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kode dari open source software dapat secara bebas digunakan, dimodifikasi, dan disalin oleh siapa saja sehingga hal tersebut dapat menimbulkan resiko adanya hacker yang mencoba menggunakannya.

Sedangkan close open software tidak bisa digunakan secara bebas dan hanya vendor saja yang memiliki perijinan untuk melakukannya. Sehingga keamanannya lebih terjamin. Akan tetapi jika software yang anda punya mengalami suatu masalah, anda harus menunggu perbaikan masalah dari support team dan biasanya bisa menghabiskan banyak waktu.

4. Pelayanan

Jika membicarakan pelayanan, open source software bergantung pada pengguna online untuk dikirimkan dukungan atau layanan melalui forum maupun artikel dari blog mereka. Namun, sayangnya layanan tersebut sering gagal karena tidak mendapatkan respon yang tinggi. Sedangkan jika anda menggunakan close source, anda akan mendapatkan keuntungan yang sangat baik. Seperti mendapatkan dukungan (support) yang meliputi user manuals dan points of contact untuk bantuan segera dari perusahaan layak dengan para ahli yang akrab dengan produk dan layanan.

5. Ketersediaan

Open source software dapat dengan bebas digunakan, disalin dan modifikasi tanpa larangan dan batasan. Sedangkan close source software pemakaiannya terbatas dan harus mengikuti perjanjian dan dibatasi penggunaannya.

Itulah perbedaan antara open source dan close source software. Disimpulkan bahwa keduanya memiliki plus dan minus nya masing-masing. Open source software telah banyak digunakan dan dimanfaatkan. Salah satunya adalah NetMonk, network monitoring in Indonesia dari Ketitik yang menggunakan open source. Monitoring jaringan ini dapat memberikan anda solusi untuk memonitor perangkat jaringan perusahaan anda.

Referensi :

https://www.veriday.com/blog/open-source-vs-closed-source/

https://api2cart.com/business/5-differences-between-open-source-and-closed-source-software/

https://www.coredna.com/blogs/comparing-open-closed-source-software

--

--